A. Analisis Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah
dokumen-dokumen dasar transaksi , baik yang dibuat sendiri maupun yang berasal
dari pihak luar, yang digunakan sebagai sumber pencatatan atau penyusunan
laporan keuangan oleh suatu perusahaan.
Cara menganalisis
bukti transaksi pada dasarnya meliputi kegiatan:
1. Identifikasi keabsahan fisik bukti transaksi ;
menentukan pihak mana yang mengeluarkan serta meneliti kebenaran identitas
fisik bukti transaksi yang bersangkutan
2. Identifikasi transaksi dan meneliti apakah transaksi
dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan meneliti tanda
tangan pihak-pihak yang terkait dengan terjadinya transaksi yang bersangkutan
3. Menentukan kebenaran penghitungan nilai uang yaitu
dengan meneliti penghitungan yang dilakukan dan kebenaran penerapan metode yang
digunakan serta peraturan perpajakan yang berlaku.
Bukti
transaksi yang telah dinyatakan absah baik secara formal maupun materil menjadi
sumber pencatatan akuntansi. Sementara bukti transaksi yang telah dicatat dijadikan
sebagai dokumen pencatatan.
B. Memverivikasi Dokumen Transaksi
1. Cara memverifikasi
dokumen transaksi
Verifikasi atau analisis dokumen transaksi merupakan proses penentuan
kebenaran dan keabsahan dokumen serta penentuan akun dan pengaruhnya terhadap
akun yang lain. Dalam menganalisis dokumen/bukti transaksi keuangan dibutuhkan
ketelitian yang tinggi. Dengan adanya analisis kita akan mengetahui kapan
terjadinya transaksi, jatuh tempo pembayaran, dan pengaruhnya terhadap akun
yang ada pada perusahaan serta keuntungan yang dapat kita peroleh dari
transaksi tersebut.
Sebelum diproses lebih lanjut untuk dicatat
dalam jurnal, bukti-bukti transaksi harus dianalisis kebenaran dan
keabsahannya, karena tujuan dari analisis bukti transaksi adalah untuk
memeriksa kebenaran dan keabsahan bukti transaksi dan semua informasi yang
tercantum didalamnya.
Analisis bukti transaksi
pada dasarnya meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Identifikasi (penentuan) keabsahan fisik bukti
transaksi, artinya menentukan pihak mana yang mengeluarkan (intern atau
ekstern) serta meneliti kebenaran identitas fisik bukti transaksi yang
bersangkutan.
b. Identifikasi transaksi (siapa yang melakukan
transaksi) dan meneliti apakah tansaksi dilakukan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan yaitu dengan meneliti tandatangan pihak-pihak yang terkait
dengan terjadinya transaksi yang bersangkutan.
c. Menentukan kebenaran penghitungan nilai uang yaitu
dengan meneliti penghitungan yang dilakukan dan kebenaran penerapan metode yang
digunakan serta peraturan perpajakan yang berlaku (jika transaksi terkait
dengan metode dan peraturan perpajakan).
d. Menentukan
akun-akun buku besar dan jumlah rupiah yang harus didebet dan dikredit sebagai
akibat terjadinya transaksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa
transaksi adalah sebagai berikut:
a. Tentukan perkiraan apa saja yang dipengaruhi
oleh transaksi tersebut
b. Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan
terhadap harta, utang, modal, pendapatan dan beban.
c. Tentukan debet/kredit dari akun yang
bersangkutan.
d. Tentukan jumlah yang harus didebet atau
dikredit.
2.
Kebenaran bukti transaksi
Analisis kebenaran bukti transaksi, dimaksudkan untuk memeriksa kembali
kebenaran perhitungan (perkalian, penjumlahan) dari data yang berupaangka-angka
yang ada dalam bukti transaksi tersebut baik secara horizontal maupun vertikal.
Contoh:
a. Pemeriksaan perkalian angka horizontal,
adalah perhitungan menyangkut perhitungan kembali perkalian antara banyak
dengan harga satuan, yakni:
2.500
kg x Rp. 2.400,00 = Rp.
6.000.000,00
1.250
kg x Rp. 2.300,00 = Rp. 2.875.000,00
350
kg x Rp. 2.900,00 =
Rp. 1.015.000,00
Jumlah Rp. 9.890.000,00
b. Pemeriksaan perhitungan angka vertikal yaitu
perhitungan angka-angka dari atas ke bawah, dengan menjumlahkannya:
Rp. 6.000.000,00
Rp. 2.875.000,00
Rp. 1.015.000,00
Jumlah Rp.
9.890.000,00
3. Keabsahan bukti transaksi
Analisis keabsahan dokumen transaksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kelengkapan data yang tercatat dalam bukti transaksi dan apakah telah memenuhi
peraturan yang berlaku, misalnya peraturan bea materai dalam hal perjanjian
dalam pembayaran sejumlah uang.
Contoh :
Bukti transaksi setidak-tidaknya harus ada
data tetap (lihat faktur CV. Boga Murah):
a. Tanggal
terjadinya transaksi yaitu tanggal 10 November 1999
b. Jumlah
uang yaitu sejumlah Rp 9.890.000,00
c. Pihak-pihak
yang telibat dalam transaksi yaitu CV. Boga Murah dengan Koperasi PPPG Kejuruan
Jakarta
d. Adanya
tandatangan yang berwenang memberikan otorisasi.
Dari analisis terhadap kebenaran dan
keabsahan dokumen transaksi, maka dokumen tersebut dapat diproses lebih lanjut.
4. Penentuan Akun-akun Terkait
Seperti yang telah diketahui
bahwa akun terdiri dari lima kelompok, yaitu akun harta, akun utang, akun
modal, akun pendapatan, dan akun beban. Analisis bukti transaksi merupakan
proses penentuan akun dan pengaruhnya terhadap akun yang lain. Untuk lebih
jelasnya perhatikan contoh bukti transaksi berikut ini.
a.
Analisis apabila kita berada diposisi
Tuan Andy
Transaksi
tersebut menyebabkan bertambahnya harta berupa kas yang disebabkan adanya
pertambahan pendapatan sewa. Maka akun kas akan didebet dan akun pendapatan
sewa akan dikredit.
Pengaruh akunnya dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
Kas
|
|||||
2012
|
|||||
Mar1
|
Pendapatan
|
|||||
2012
|
|||||
Mar1
|
b. Analisis apabila kita berada diposisi
Tuan Mirza
Transaksi tersebut menyebabkan
berkurangnya harta berupa kas yang disebabkan adanya pembayaran untuk beban
sewa. Maka akun kas akan dikredit dan akun beban sewa akan didebet.
Pengaruh akunnya dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
Kas
|
|||||
2012
|
|||||
Mar1 Sewa Rp. 500.000
|
Beban
sewa
|
|||||
2012
|
|||||
Mar1
|
Sampai disini dulu sobat semoga bermanfaat. Jangan lupa komen yaa.....
sangat bermanfaat buat saya
BalasHapusterima kasih banyak semoga bermanfaat.
Hapussangat bermanfaat,boleh tau ini referensinya dari mana?
BalasHapusreferensi buku karangan Dwi Harti mas..judulnya Modul Akuntansi 1A
HapusTerimakasih,,,,sangat bermanfaat ilmunya
BalasHapus